Tuesday, 31 October 2017

Cara Kerja Rem Tromol dan Tipe-Tipe Rem Tromol Pada Mobil

Sebelumnya Saya sudah menjelaskan tentang Rem cakram dan tipe-tipe rem cakram. Kali ini saya akan menjelaskan Cara kerja Rem Tromol serta Tipe-Tipe Rem tromol pada kendaraan roda 4 atau lebih, mungkin kalian sudah pada tahu tetapi saya akan mencoba menjelaskan lebih detail cara kerja dan tipe-tipe rem tromol.

1. Cara Kerja Rem Tromol

Tromol rem yang berputar bersama roda letaknya sangat dekat dengan kanvas, tetapi saat pedal rem tidak di injak keduanya tidak saling bersentuhan. Bagian ujung sepatu rem di ikat oleh pin-pin dan bagian ujung sepatu lainnya terhubung dengan silinder roda, atau kedua ujung sepatu rem terhubung dengan silinder roda pada tipe rem tromol yang lain. Silinder roda bertugas mendorong sepatu-sepatu keluar, menekan sisi dalam tromol seperti ditunjukan tanda pada gambar berikut.
brake-drum
Gambar rem tromol
Bila tromol berputar ke arah depan dan pedal rem di injak, sepatu rem cenderung ikut berputar dan akan mengembang keluar serta bergesekan dengan tromol, seolah olah mendapat tenaga tambahan. Sepatu bagian kiri ini disebut leading shoe. Tambahan tenaga gesek disebut “self energizing effect”.
Sebaliknya, pad asepatu rem sebelah kanan (secondary shoe), karena arah putaran tromol menjadi terdorong ke arah dalam, tromol bekerja mengurangi gaya dorong pada sepatu rem sehingga gaya gesekannya tidak memperoleh tambahan. Sepatu ini disebut tralling shoe.bila tromol berputar ke arah belakang (kendaraan mundur), leading shoe berubah menjadi trailling shoe dan trailling shoe menjadi leading shoe. Namun, pada saat maju maupun mundur, keduanya tetap menekan gaya pengereman sama.

2. Tipe - Tipe Rem Tromol

  •  Tipe ancor pin
Ada dua tipe ancor pin yaitu:
1. Double ancor pin
Tipe ini mempunyai satu wheel cylinder dengan dua piston. Sapatu rem bagian bawah masing-masing di jamin menggunakan pin.
double-ancor-pin
Gambar ancor pin tipe
Jika dilakukan pengereman dalam kondisi gambar (arah panah), maka primary shoe akan bekerja sebagai leading shoe dan secondary shoe akan bekerja sebagai trailling.
2. Anchor link
Tipe anchor link terdiri atas 1 pin, 1 silinder roda, 2 piston, dan 2 link. Sepatu rem pada kedua sisi mengembang karena didorong silinder roda untuk bergesekan dengan tromol ketika ada tekanan hidrolik di silinder roda. Sepatu rem menggerakkan link pin dengan gerakan memutar untuk menyetel kedudukannya dengan tromol. Sebagai tambahan, untuk penyetelan celah di pasang mur penyetel pada kedua sisi piston silinder roda.
tipe anchor link
Gambar tipe tromol anchor link
  • Tipe leading trailling
tipe leading trailing
Gambar tipe tromol leading trailing

Sepatu rem di pasangkan pada sebuah silinder roda degna dua piston yang mendorong sepatu rem bagian atas untuk menekan tromol seperti pada tipe anchor pin.
Catatan :
Pada leading shoe, kanvas rem lebih cepat habis di bandingkan bagian trailing shoe.
  • Tipe two leading
Tipe ini mempunyai dua silinder roda yang masing-masing memiliki satu piston (single piston). Tipe ini menghasilkna gaya pengereman yang baik saat kedua sepatu rem melakukan self energizing effect ketika dilakukan pengereman pada saat bergerak maju. Namun, daya pengereman akan berkurang hingga 1/3 ketika pengereman dilakukan pada saat kendaraan mundur, karena saat itu kedua shoes akan berfungsi sebagai trailing shoes tanpa adanya selft energizing effect. Tipe ini di pasangkan pada roda depan.
tipe two leading
Gambar two leading
Pada saat kendaraan bergerak maju, kedua sepatu rem menjadi leading sehingga rem menjadi lebih pakem.
  • Dual two leading
Tipe ini mempunyai dua whell cylinder yang masing-masing memiliki dua piston dan di lengkapi dengan penyetel. Efek pengereman yang terjadi sangat baik pada saat kendaraan maju maupun mundur dengan beban yang berat karena kedua sepatu rem sama-sama berfungsi sebagai leading. Tipe ini biasa di pasang pada roda belakang kendaraan niaga.
tipe dual two leading
Gambar dual two leading
  • Uni servo
Tipe ini mempunyai satu silinder roda dengan satu piston dan pada bagian bawah sepatu rem di ikatkan pada pen penyetel yang mengambang dan dapat bergerak bebas (floating). Saat di tekan, pedal rem menggerakkan piston silinder roda untuk mendorong sepatu rem bagian depan (leading) menggesek tromol. Tenaga gesekan yang ditimbulkan oleh sepatu depan akan diteruskan ke sepatu belakang lewat pen penyetel yang bergerak. Sepatu rem belakang penekan tromol dan bagian bawah ikut terangkat karena putaran tromol. Sementara itu, bagian atas sepatu belakang di jaga oleh silinder roda, sehingga selft energizing effect yang terjadi pada sepatu belakang sangat besar. Namun, pada saat mundur kedua sepatu berfungsi sebagai trailling sehingga pengereman kurang bagus.
tipe uni servo
Gambar uni servo
Keuntungan :
Saat kendaraan maju kedua rem menjadi leadding.
Kerugian :
Saat kendaraan mundur, kedua sepatu rem menjadi trailing.
  • Duo servo
Tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipe uni servo. Jadi, rem jenis ini menggunakan satu silinder roda dan pen penyetel (adjusting cylinder) yang dapat bergerak bebas di bagian bawah sepatu rem. Gaya pengereman pada saat maju sama dengan tipe uni servo. Pada saat mundru, pengeremannya tetap terjaga baik karena pada piston silinder roda belakang menekan sepatu pada tromol seperti saat kendaraa maju.sehingga, pada saat kendaraan bergerak maju atau mundur kedua sepatu rem berfungsi sebagai leading shoe.
tipe duo servo
Gambar duo servo

3. Celah Sepatu Rem
Celah sepatu rem adalah celah antara sisi bagian dalam tromoldengan kanvas rem saat tekanan pedal rem kendor. Celah yang tidak tepat dapat menyebabkan beberapa hal, diantaranya :
  • Jika terlalu besar akan menyebabkan keterlambatan dalam pengereman.
  • Jika terlalu kecil, rem akan macet karena kanvas rem memuai dan menggesek tromol.
  • Jika tidak sama antara roda kiri dan kanan akan menyebabkan kendaraan tertarik ke satu arah.
Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, penting sekali untuk melakukan penyetelan-penyetelan rem secara benar sesuai prosedur. Pada beberapa tipe rem, penyetelan dilakukan secara otomatis. Selain itu, terdapat juga tipe rem yang memerlukan penyetelan secara berkala.
4. Cara Penyetelan Celah Sepatu Rem
a. Otomatis
  1. Penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan mundur.
  2. Penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan maju.
  3. Penyetelan dilakukan dengan tuas rem parkir.
Saat rem parkir bekerja, maka tuas tertarik ke kiri.pada saat yang bersamaan, tuas penyetel akan berputar searah jarum jam, memutarkan adjusting screw.
penyetelan otomatis
Gambar penyetelan otomatis
Pada saat celah sesuai dengan standar ( celah sepatu rem dengan tromol kurang lebih 0,5 mm, maka adjusting lever hanya bergerak sedikit ( tidak dapat mengait gigi adjusting screw), sehingga celah seaptu rem tetap.
b. Penyetelan konvensional secara berkala
Penyetelan celah antara kanvas rem dengan tromol dilakukan sesuai dengan jadwal berdasarkan spesifikasi pabrik atau disesuaikan dengan kebutuhan.

Saturday, 7 October 2017

Cara Kerja dan Perawatan Sistem Rem Cakram Pada Mobil

Cara kerja rem Cakram mobil

cara kerja rem cakram tipe fixed
Perhatikan gambar diatas. Gambar tersebut menunjukan rangkaian  sistem rem cakram pada mobil. dari gambar tersebut dapat terlihat cara kerja rem tersebut sesuai dengan fungsi komponen ( baca komponen sistem rem cakram pada mobil beserta fungsinya ).
Cara kerja rem cakram pada mobil adalah sebagai berikut;
  1. Saat pedal ditekan oleh pengemudi, maka push rod pada pedal akan menekan piston.
  2. Karena piston tertekan, akibatnya piston bergerak dan mengecilkan volume didepan piston.
  3. Volume didepan piston beisikan fluida minyak rem. Karena terjadi pengecilan volume, fluida terdorong keluar melalui outlet valve menuju outlet house.
  4. Hal ini akan timbul tekanan pada fluida sesuai dengan hukum pascal. Dimana tekanan pada zat cair akan diteruskan ke segala arah dengan besar yang sama.
  5. Melalui selang hidraulis, tekanan fluida disalurkan ke dalam brake caliper.
  6. Didalam brake caliper tekanan fluida akan diubah menjadi energi mekanis melalui piston caliper.
  7. Piston caliper akan bergerak untuk menekan brake pad atau kampas rem.
  8. Sehingga akan ada gaya penekanan antara brake pad dan piringan rem. Yang menyebabkan gesekan dan panas sehingga putaran rotor piringan tersebut berhenti.
  9. Saat penekanan pedal rem dilepas, pegas yang berada di sekitar pedal rem akan menarik pedal rem ke posisi semula.
  10. Piston didalam master silinder pun tertarik dan volume di depan piston membesar.
  11. Akhirnya timbul kevakuman dan fluida akan tersedot ke dalam volume didepan piston pada master silinder.
  12. Sehingga gaya pengereman antara brake pad dan piringan akan terlepas, yang menyebabkan piringan terbebas dan dapat berputar seperti semula.



Cara perawatan sistem rem Cakram


Untuk sistem rem cakram, memiliki perawatan yang lebih simple dari pada jenis rem lainya. Hal tersebutr dikarenakan konstruksi sistem rem cakram sangat sederhana. Untuk perawatan sendiri, ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait sistem rem cakram yaitu;

1. Perhatikan Volume minyak rem
Pertama, pastikan volume minyak rem berada di range yang cukup. Didalam tabung reservoir ada indicator volume minimal dan maksimal. Jika terjadi kekurangan minyak rem akan mengakibatkan sistem kemasukan udara sehingga pengereman akan mengalami malfungsi karena udara bersifat compressed ketika ditekan.

2. Perhatikan ketebalan brake pad
Brake pad atau kampas rem terbuat dari bahan yang lebih lunak dari pada piringan rem. Sehingga saat terjadi gesekan, brake pad akan terkikis dan berkurang ketebalannya. Sehingga penting untuk memperhatikan kebersihan dan ketebalan brake pad.

3. Pastikan tidak terjadi kebocoran minyak rem
Kebocoran fluida atau minyak rem didalam sistem pengereman bukan hanya akan mengakibatkan daya pengereman berkurang. Namun minyak rem tersebut bersifat asam sehingga akan merusak komponen plastik seperti pembungkus kabel dan cat mobil.

Demikian artikel ini. semoga bermanfaat bagi anda. Terima kasih.

Komponen Sistem Rem Cakram Mobil Beserta Fungsinya

Rem Cakram (disc Brake) memiliki komponen yang lebih ringkas daripada jenis rem lainya. Komponen -komponen tersebut yaitu :

1. Disc Brake / Piringan

Komponen pertama, adalah piringan rem atau disc brake. Fungsi piringan adalah sebagai media penekanan oleh kampas rem untuk menimbulkan efek braking. Disc brake berbahan baja karena komponen ini harus menahan panas yang dihasilkan dari gaya gesek yang terjadi saat proses pengereman. Piringan sendiri memiliki dua jenis.


komponen rem piringan
Ventilated Disc
Jenis Ventilated disc banyak diaplikasikan pada rem cakram sepeda motor. Cirinya, jenis ini memiliki lubang disekitar piringan dan biasanya memiliki bentuk yang lebih tipis. Lubang itu akan dimaksimalkan untuk proses pendinginan piringan.


keuntungan rem cakram
Solid Disc
Solid disc akan kita temui pada rem cakram mobil. Piringan ini juga berbahan besi baja namun memiliki ketebalan yang lebih besar dan tidak terdapat lubang disekitar piringan. Hal ini memungkinkan daya pengereman bisa lebih kuat.

2. Kampas Rem

Kampas rem atau brake pad adalah komponen yang berfungsi menekan piringan rem saat proses pengereman diaplikasikan. Untuk menghasilkan pengereman yang optimal, brake pad harus memiliki gaya gesek yang besar dan dapat pula menahan panas.

Dulu, brake pad dibuat dari bahan asbes,namun saat ini penggunaan asbes pada komponen otomotif sudah dilarang karena debu asbes tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Saat ini, bahan yang marak dipakai adalah paduan keramik dan serbuk besi.

Dengan bahan ini, maka gesekan yang dihasilkan bisa lebih besar dengan panas yang wajar dan pastinya lebih ramah lingkungan.

3. Caliper Rem
fungsi rem cakram
Kaliper rem adalah komponen yang akan mengubah tekanan fluida menjadi gerakan mekanis yang akan menekan brake pad. Singkatnya,tekanan hidraulik yang masuk ke kaliper akan diubah menjadi gerakan mekanis untuk menjepit brake pad. Brake Caliper memiliki dua jenis yaitu

Single Piston (Floating Caliper)
Tipe pertama hanya memiliki satu piston yang aktif bergerak untuk menekan brake pad. Namun bukan berarti hanya satu sisi saja yang tertekan. Sisi lain otomatis tertekan karena pada tipe floating, posisi caliper bisa bergeser untuk menekan brake pad.

Double Piston (Fixed Caliper)
Untuk tipe kedua memiliki dua buah piston yang aktif menekan kedua sisi brake pad. Jenis satu ini memiliki daya pengereman yang lebih kuat dan seimbang namun konstruksi caliper jenis double piston rumit.

4. Pedal/Tuas Rem

Pedal atau tuas rem adalah komponen yang bertugas sebagai media untuk mengaktifkan sistem rem. Pedal rem bekerja dengan prinsip tuas sederhana. Dimana ketika tuas atau pedal yang memiliki lengan yang lebih panjang maka akan lebih mudah untuk menekan benda dengan gaya yang besar.

Pedal atau tuas rem didesain seperti tuas sederhana untuk memperoleh gaya penekanan yang besar dengan aksi yang kecil. Sehingga daya pengereman diharapkan juga dapat maksimal.

5. Master silinder

Master silinder akan mengubah gerakan mekanis pedal rem menjadi tekanan hidraulis. Master silinder memiliki komponen piston yang terhubung dengan pedal rem. Piston ini akan menekan fluida berdasarkan hukum pascal. Master silinder juga memiliki dua jenis yaitu;
gambar rem cakram
Tipe Tunggal
Master silinder tipe tunggal memiliki satu buah piston dan satu outlet hose. Artinya keempat roda akan dikendalikan dari satu buah piston ini.
komponen rem cakram beserta fungsinya
Tipe Tandem
Master silinder tipe tandem atau ganda memiliki dua buah piston dan dua outlet hose yang akan memisahkan pengendalian roda depan dan belakang. Sistem ini lebih aman karena ketika satu piston tidak berfungsi, masih ada satu piston lagi untuk melaksanakan proses pengereman. 

6. Reservoir

Reservoir adalah komponen yang berfungsi menampung fluida atau minyak rem cadangan. Tabung reservoir terletak menyatu dengan master silinder. didalam tabung ini biasanya memiliki sebuah sensor untuk mendeteksi level volume minyak rem. Sehingga saat sistem rem mengalami kekurangan fluida, akan ada informasi terkait di multi info display.

7. Selang Hidrolik

Selang hidraulis menjadi komponen yang akan mendistribusikan fluida rem ke setiap sistem. Tekanan didalam sistem rem beragam. Sehingga selang ini juga harus dapat menahan tekanan yang beragam itu. Umumnya,selang hidraulis terbuat dari baja dengan harapan tidak terjadi kebocoran fluida pada sistem pengereman.

8. Booster Rem

Booster rem fungsinya sebagai assist yang akan meringankan penekanan pedal rem tanpa mengurangi daya pengereman. Booster rem akan melipat gandakan energi pengereman yang diaplikasikan oleh pengguna.


cara kerja rem cakram tipe floating

Booster rem dibuat dari membran yang terhubung dengan intake manifold. Saat terdapat kevakuman di intake manifold, membran yang terhubung dengan master silinder akan menarik pedal rem namun tidak sampai melakukan pengereman. Saat pengemudi menginjak pedal rem rasanya akan sangat ringan karena sudah dibantu dengan tarikan membran booster rem. Pada mesin diesel umumnya menggunakan pompa vakum karena kevakuman di intake manifold diesel kurang signifikan.


Demikian penjelasan secara singkat komponen-komponen dan fungsinya dari rem cakram.